Pekon Sidodadi menggelar kegiatan rembuk stunting mengenai penanganan stunting yang dihadiri berbagai pemangku kepentingan termasuk perwakilan Puskesmas Pagelaran, pendamping desa, Babinsa, dan kader kesehatan setempat. Pertemuan ini membahas upaya penurunan kasus stunting di wilayah tersebut.
Bapak Hariyatno, selaku kepala Pekon Sidodadi menyampaikan bahwa per Agustus 2024, tercatat 5 balita mengalami stunting di Pekon Sidodadi. Beliau mengharapkan kerja sama semua pihak untuk menurunkan bahkan menghilangkan kasus stunting tersebut.
M. Subarja, KUPT Puskesmas Pagelaran, dalam paparannya menjelaskan bahwa Puskesmas telah melaksanakan program pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) lokal berupa makanan siap saji kepada ibu hamil selama 4 bulan dan balita selama 56 hari. Program ini terbukti efektif dalam menurunkan kasus stunting di pekon tersebut.
Dalam sesi Rembuk Stunting yang dipandu oleh Bp. Parjiman, dan Ibu Cristina Karsumi, selaku KPM Pekon Sidodadi memaparkan data perkembangan stunting:
- Tahun 2023: tercatat 37 ibu hamil, dengan kasus stunting 10 anak pada Februari dan menurun menjadi 8 anak pada Agustus
- Tahun 2024: terdapat peningkatan jumlah ibu hamil dari 3 orang (Januari) menjadi 12 orang (September), dengan 9 ibu hamil berisiko berdasarkan usia
- Per Agustus 2024: tercatat 5 balita stunting
Pendamping lokal desa, Ibu Almaida, menyarankan pengadaan program peningkatan kapasitas meliputi pelatihan pengolahan makanan sehat untuk anak, penanganan stunting, dan peningkatan kapasitas kader posyandu. Bidan desa Epa Dwi Amora menekankan pentingnya pemantauan ibu hamil berisiko dan mengusulkan pengadaan timbangan digital. KUPT Puskesmas Pagelaran berkomitmen memfasilitasi konsultasi dengan dokter spesialis anak untuk penanganan kasus stunting.
Ibu Ririn selaku pendamping desa Kecamatan Pagelaran menutup diskusi dengan menekankan bahwa stunting akan menjadi prioritas program ketiga mulai tahun 2025 dan mengharapkan partisipasi aktif para kader dalam memberikan ide dan gagasan penanganan stunting.
Pertemuan ini menghasilkan beberapa rekomendasi termasuk pengadaan sarana prasarana posyandu, perencanaan anggaran PMT lokal untuk tahun 2025, dan peningkatan kapasitas kader kesehatan dalam penanganan stunting.