Pemerintah Desa Sidodadi, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, melaksanakan kegiatan musyawarah desa khusus (musdesus) stunting dalam rangka penyusunan rencana kerja pembangunan tahun 2022 yang mana dilaksanakan di aula balai Desa Sidodadi, Rabu, (13/10/2021).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Sidodadi, Bp. Hariyatno beserta perangkat desa, Ketua BHP Bp. Padiono, pendamping desa Bp. Nurudin, ketua RT dan RW, KPM (Kader Pemberdayaan Manusia) Ibu Cristina Karsumi, ibu-ibu PKK dan kader posyandu, tokoh agama, serta tokoh masyarakat Desa Sidodadi.
Rembuk stunting merupakan rangkaian dari tahapan penyusunan perencanaan ditingkat desa untuk merumuskan kebijakan/ prioritas wajib sehubungan pengentasan stunting dalam rumusan RKP desa, yang berfungsi sebagai forum musyawarah antara kader desa, masyarakat desa dengan pemerintah desa dan BHP untuk membahas pencegahan dan penanganan masalah kesehatan di Desa Sidodadi.
Bp. Hariyatno, selaku kepala Desa Sidodadi dalam sambutannya menyampaikan terimakasih atas kehadiran bapak dan ibu pada acara ini, pada musdesus stunting yang merupakan musyawarah untuk menyerap anggaran dana desa tahun 2022 yang diharapkan dapat dimusyawarahkan dengan baik sehingga dapat menghasilkan keputusan bersama begitu juga tentang stanting,”singkatnya.
Rembuk stunting di Desa Sidodadi membahas mengenai usulan program/kegiatan kebutuhan gizi yang disusun dalam diskusi kelompok terarah dan pembahasan serta prioritas usulan program/kegiatan mengenai gizi.
Kesepakatan hasil rembuk stunting di Desa Sidodadi, dalam hal ini terdapat beberapa prioritas usulan yang di sampaikan oleh para kader posyandu dan KPM (Kader Pembangunan Manusia) yang menyatakan bahwa pada saat ini terdapat 4 anak dalam kategori stunting, dan terdapat sebanyak 20 anak yang masih dalam pengawasan, dari 4 anak dan 20 anak yang masih dalam pengawasan hendaknya untuk program selanjutnya dapat diperhatikan lagi.
Mengingat di Desa Sidodadi saat ini sudah terdapat penurunan angka anak yang terkategori dalam stunting dari yang awalnya ada sekitar 15 anak pada tahun 2020, setelah validasi tahun 2021 di bulan Februari menurun menjadi 8 anak ketegori stunting, dan untuk validasi pada bulan September tahun 2021 menurun setengahnya dari validasi pada bulan Februari yaitu terdapat 4 anak yang terkategori stunting.
